Senin, 16 Juni 2014

Debat Capres 2014 Putaran Kedua



Debat Capres 2014 Putaran Kedua
(15 juni 2014)
by Huda Candra, mahsiswa ilmu politik, universitas brawijaya

Oke, kali ini saya ingin membahas tentang debat capres kedua pada tanggal 15 juli kemarin.
Tidak akan saya jelaskan panjang lebar tentang mekanisme dan siapa yang menang dalam debat kemarin itu, saya hanya akan membahas dari perspektif saya pribadi dalam melihat jalannya debat capres yang menghadirkan saudara joko widodo dan prabowo subianto.
Oke, jika melihat jalannya debat, maka di sesi awal saat penjabaran visi dan misi, maka prabowo subianto lah yang lebih unggul dengan ide besarnya dan pandangannya kedepan ketimbang joko widodo yang lebih memaparkan ke hal yang lebih aplikatifnya.
Sesi berikutnya adalah pertanyaan dari moderator kepada kedua belah capres yang saya anggap mereka berdua baik joko widodo ataupun prabowo subianto dapat menjawabnya dengan kekhasan mereka masing-masing.
Lalu pada sesi tanya jawab, dan juga tanggapan guna mengkerucutkan pada visi misi, disini saya lihat joko widodo lebih unggul karena prabowo subiantoi sempat selip saat di tanya perihal TPID ( tim pemantau & pengendali investasi daerah) yang membuat prabowo subianto bingung dan kurang panjang lebar dalam menjawabnya.
Dan sesi penutup yg di isi dengan statement penutup dari kedua belah pihak capres baik joko widodo maupun prabowo subianto yang tidak jauh beda dengan debat pada putaran pertama joko widodo masih dengan kegugupan dan sedikit buaian kampanyenya ia selipkan pada statementnya sedangkan prabowo subianto dengan artikulasi yg jelas dan tegas menyaampaikan ide besarnya untuk perekonomian rakyat.
Dari debat semalam, saya menilai dari segi dialektika capres no urut 2 joko widodo lebih unggul dibanding capres no urut 1 prabowo subianto, karena di debat semalam jokowi sapaan akrab joko widodo lebih berani menyerang prabowo subianto dengan pertanyaan” mikronya seperti pertanyaannya dengan TPID nya yg belum tentu bahkan hampir semua orang tidak tau apa itu TPID.
Terlihat disini jokowi berusaha untuk mengungguli prabowo subianto dengan pertanyaan”nya yg mengarah ke hal” yg mikro(kecil) agar prabowo kesulitan dalam menjawabnya, dan saya rasa ia cukup berhasil.
Sedangkan prabowo tidak terlihat ingin mengungguli jokowi dan hanya menanyakan tentang permasalahan global bangsa ini, yg seakan-akan ia hanya ingin bertukar ide dengan jokowi.
Tapi saya secara pribadi sedikit menyesali dengan ekspresi joko widodo sendiri yang seakan meremehkan atu menyepelehkan pesaingnya prabowo subianto, dengan bibirnya yagn ia tarik ke atas seakan” meremehkan pendapat”  bapak prabowo subianto, berbeda dengan gestur bapak prabowo yang terlihat cermat memperhatikan pendapat bapak jokowi dengan di iringi anggukan anggukan tanda ia setuju dan ia akhiri dengan tepuk tangan sebagi tanda menghargai pesaingnya.
Disana terlihat jelas bagaimana jokowi dan prabowo seakan murid dan gurunya, dimana murid yang dengan sombong merasa lebih hebat dari gurunya, bersikap meremehkan sang guru dan berusaha menunjukkan ia lebih baik dari sang guru, bahkan tidak menghargai pendapat sang guru karena ia merasa pendapatnya lebih baik.
 Sedangkan prabowo seakan menjadi guru yang dengan sabar mendengar apa kemauan dan pendapat sang murid tanpa berusaha mengungguli sang murid karena ia tau ia telah unggul dan lebih mengarah untuk menyerap ide baru sang murid untuk menambah keilmuannya dengan tetap menghargai segala yang telah di ucapkan oleh murid tersebut.
“Pemimpin tidaklah dinilai dari pengetahuannya saja, tetapi juga dengan kepribadiannya.”
“Saat politik mulai berbalut topeng dan pencitraan, maka apalagi yang bisa kita harapkan ?”
“Jika hanya berlandaskan pada pengetahuan yang ada, maka setiap kutu buku dengan moral dan kepribadian yg rendah, layak menjadi pemimpin bangsa”
Bahasa tubuh acap kali tidak pintar berbohong, dan bahasa tubuh lebih bisa di percaya dari pada janji manis para elit politik, maka saran saya coba mulai sekarang kita juga mulai membaca bahasa tubuh para capres kita, sehingga kita tau apakah dia memang seorang ksatria atau ternyata ia hanya seorang aktor yg menurut apa kata sutradara ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat Datang..dan terimakasih.. :)