Sabtu, 17 September 2016

Mengatur Negara Ala " Lao Zi "



MENGATUR NEGARA
( Lao Zi )

Perubahan adalah hal yang pasti, tapi di dalamnya kita juga memiliki pilihan, ingin berubah atau tidak berubah, ingin merubahnya atau tidak merubahnya.

Kaitannya dengan mengatur negara, fenomena yang ada adalah perubahan yang selalu di tawarkan oleh para pemimpin negara dalam pemerintahannya.

Bukan lah buruk untuk membawa semangat perubahan ke arah yang lebih baik apalagi dengan tujuan menciptakan ketentraman dan kesejahteraan bagi rakyat.

Tapi akan membawa keburukan apabila semangat perubahan tersebut hanya untuk eksistensi belaka.

Mengatur negara sejatinya adalah untuk menciptakan ketentraman dan kesejahteraan bagi rakyat. Fenomena yang ada justru kerap kali setiap pergantian pemerintahan maka pemerintahan yang baru entah itu dari tingkat paling kecil seperti lurah, camat, gubernur hingga presiden di tingkat pusat, sering kali menjanjikan sebuah hal baru yang akan membawa perubahan. Namun ironisnya perubahan perubahan yang terjadi berulang ulang itu justru membuat rakyat bingung, menghambat kesejahteraan tercipta dengan banyaknya perubahan, atau bahkan merusak kesejahteraan yang telah terbentuk.

Bayangkan saja seberapa sering peraturan itu di ubah karena pergantian kepala daerah, atau seberapa sering program yang sebelumnya sudah berjalan harus berhenti di tengah jalan karena pergantian pemimpin sehingga perubahan itu terjadi. Hal ini menyebabkan rakyat jadi bingung akan peraturan yang ada, bingung harus berbuat seperti apa jika peraturan dengan  cepat berubah-ubah dan bingung dengan tujuan pemerintahan yang ada, karena tujuannya selalu berubah pula, mengikuti pergantian kepemimpinan.

“ Tidak merubahnya adalah cara yang bagus untuk mengaturnya. “
( Lao Zi, Filosof Cina )

Sebuah kalimat dari Lao Zi yang kiranya perlu menjadi pertimbangan bagi para pemimpin kita saat ini, bahwa perubahan memang perlu, tapi tentu pada aspek yang memang memerlukan perubahan, dan perubahan itupun haruslah dengan perencanaan yang matang agar keinginan para pemimpin untuk mensejahterakan rakyatnya tidak berujung pada kesengsaraan pada rakyatnya.

Pemimpin negeri ini haruslah sudah mulai membenahi diri mereka sendiri, cukup sudah mengumbar janji perubahan, yang kita perlukan adalah tujuan yang jelas sehingga perubahan itu tertata dan hanya terjadi karena kepentingan masyarakat luas bukan karena keegoisan tingkat elit saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat Datang..dan terimakasih.. :)