MENGATUR NEGARA
( Lao Zi )
Perubahan adalah
hal yang pasti, tapi di dalamnya kita juga memiliki pilihan, ingin berubah atau
tidak berubah, ingin merubahnya atau tidak merubahnya.
Kaitannya dengan
mengatur negara, fenomena yang ada adalah perubahan yang selalu di tawarkan
oleh para pemimpin negara dalam pemerintahannya.
Bukan lah buruk
untuk membawa semangat perubahan ke arah yang lebih baik apalagi dengan tujuan
menciptakan ketentraman dan kesejahteraan bagi rakyat.
Tapi akan
membawa keburukan apabila semangat perubahan tersebut hanya untuk eksistensi
belaka.
Mengatur negara
sejatinya adalah untuk menciptakan ketentraman dan kesejahteraan bagi rakyat. Fenomena
yang ada justru kerap kali setiap pergantian pemerintahan maka pemerintahan
yang baru entah itu dari tingkat paling kecil seperti lurah, camat, gubernur
hingga presiden di tingkat pusat, sering kali menjanjikan sebuah hal baru yang
akan membawa perubahan. Namun ironisnya perubahan perubahan yang terjadi
berulang ulang itu justru membuat rakyat bingung, menghambat kesejahteraan
tercipta dengan banyaknya perubahan, atau bahkan merusak kesejahteraan yang
telah terbentuk.
Bayangkan saja
seberapa sering peraturan itu di ubah karena pergantian kepala daerah, atau
seberapa sering program yang sebelumnya sudah berjalan harus berhenti di tengah
jalan karena pergantian pemimpin sehingga perubahan itu terjadi. Hal ini
menyebabkan rakyat jadi bingung akan peraturan yang ada, bingung harus berbuat
seperti apa jika peraturan dengan cepat
berubah-ubah dan bingung dengan tujuan pemerintahan yang ada, karena tujuannya
selalu berubah pula, mengikuti pergantian kepemimpinan.
“ Tidak merubahnya adalah cara yang
bagus untuk mengaturnya. “
( Lao Zi, Filosof Cina )
Sebuah kalimat
dari Lao Zi yang kiranya perlu menjadi pertimbangan bagi para pemimpin kita
saat ini, bahwa perubahan memang perlu, tapi tentu pada aspek yang memang
memerlukan perubahan, dan perubahan itupun haruslah dengan perencanaan yang
matang agar keinginan para pemimpin untuk mensejahterakan rakyatnya tidak
berujung pada kesengsaraan pada rakyatnya.
Pemimpin negeri
ini haruslah sudah mulai membenahi diri mereka sendiri, cukup sudah mengumbar
janji perubahan, yang kita perlukan adalah tujuan yang jelas sehingga perubahan
itu tertata dan hanya terjadi karena kepentingan masyarakat luas bukan karena keegoisan
tingkat elit saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar