Persepsi
Membentuk Kenyataan
Pernah tidak kita mendengar, atau mungkin kita sendiri berprasangka pada sesuatu atau orang lain yg kemudian kita berucap " tuh..benerkan, tuh kan..,hloh kan..apa kubilang..benerkan ? ".
Bisa jadi kita sering mendengar ungkapan ungkapan seperti itu, tapi ?? apakah itu memang ungkapan yang keluar karena kita telah menemukan sebuah kebenaran ??
untuk itu, mungkin cerita di bawah ini dapat sedikit menginspirasi kita semua.
Di jaman dulu, ada seorang penebang kayu. Suatu
hari dia kehilangan kapaknya, dan tanpa kapak dia tidak bisa bekerja. Dia
mencurigai tetangganya yang mencuri kapaknya.
Pagi itu ketika sang tetangga berangkat, dia menutupi peralatan kerjanya dengan
kain, rasanya kapaknya pasti disembunyikan disana, apalagi tetangga ini
senyumnya terasa tidak tulus. Pasti dia pencurinya.
Besoknya, bahkan terasa jadi ramah berlebihan karena biasanya jarang menyapa,
kali ini menyempatkan berbasa basi. Apalagi dilihat hasil tebangan kayunya 2
hari ini banyak sekali, pasti dia menebang menggunakan kapak curiannya. Semakin
dipikir semakin yakin.
Pada hari ketiga baru disadari ternyata kapaknya
tersimpan dilaci dapur. Istrinya yang sedang keluar kota menyimpankan disana.
Senang benar hatinya karena kapaknya dapat ditemukan kembali.
Dia amati lagi tetangganya yang lewat, dan dia
merasa tetangga ini tidak berkelakuan seperti pencuri, dan senyumnya juga tulus
tulus saja. Bahkan percakapannya terasa sangat wajar dan jujur. Dia heran
kenapa kemarin dia melihat tetangganya seperti pencuri?
Persepsi membentuk kenyataan, pikiran kita
membentuk sudut pandang kita. Apa yang kita yakini akan semakin terlihat oleh
kita sebagai kenyataan.
Perception creates worldview, we create our own
reality. Kita menemukan apa yang kita ingin temukan. Apa yang terlihat bukan
kenyataan, kenyataan adalah siapa kita dan bagaimana kita memandang semuanya
itu. Pandangan kita berubah mengikuti perubahan jaman dan keadaan.
Jadi mulai hari ini, latihlah pikiran kita untuk
selalu memikirkan hal-hal yg baik & benar.. Janganlah terlalu cepat menilai
seseorang sebelum kita tahu pasti kebenarannya..
Positive Thinking men...
khusnudhon itu jauh lebih baik dari pada su'udhon men...(ya iyalah broo.. semua juga tau...hehe)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar