PENDAHULUAN
A.
Latar
Bekang Masalah
Ilmu pengetahuan merupakan sumber kekuatan dan
kekayaan dalam segala aspek kehidupan, yang artinya ilmu pengetahuan tidak akan
habis seiring dengan berjalannya waktu. Dan dalam perjalanan waktu itulah ilmu
pengetahuan selalu berkembang serta mengalami pembaharuan atau penyempurnaan
dari yang telah ada sebelumnya. Cakupan ilmu pengetahuan tidak hanya terbatas
pada teori-teori alam, tetapi juga pada pembahasan tentang gejala-gejala sosial
dan budaya. Hal itu disebabkan karena subjek dari ilmu pengetahuan adalah
manusia yang dikodratkan sebagai makhluk sosial.
Ilmu pengetahuan sendiri, dalam perkembangannya
diklasifikasikan menjadi ilmu pengetahuan ilmiah dan ilmu pengetahuan
non-ilmiah. Ilmu pengetahuan ilmiah lebih cenderung membahas pada hal-hal yang dapat
diolah dan dikembangkan secara realita dengan menggunakan metodelogi yang ada.
Sedangkan ilmu pengetahuan non-ilmiah lebih pada ide-ide yang ada dalam pikiran
manusia tersebut.
Dewasa ini, ilmu pengetahuan non-ilmiah mulai
tersisihkan karena benyak factor seperti, anggapan bahwa ilmu itu tidak
penting, tidak efektif, ataupun anggapan bahwa itu adalah sebuah imajinasi
ataupun hanya karangan seorang pihak saja dan tidak nyata.
Salah satunya adalah terhadap tradisi budaya
kita,seperti perdukunan atau biasa di sebut dengan ilmu hitam. Ilmu hitam adalah
budaya turun temurun yang telah ada di dalam masyarakat, baik itu masyarakat
Indonesia ataupun masyarakat lainnya. Karena ilmu hitam memang dapat di jumpai
hampir di seluruh penjuru dunia dalam berbagai gaya yang berbeda. Tapi hampir
seluruh dari itu juga, mulai hilang tersisih oleh pengetahuan-pengetahuan
ilmiah yang berkembang pesat dewasa ini. Dan pada kesempatan kali ini saya akan
membahas tantang ilmu Leak yang ada di Indonesia,Bali.
B.
Rumusan
Masalah
Dalam
pembuatan paper ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
o
Apa ilmu leak itu ?
o
Apakah ilmu leak itu ilmu pengetahuan
ilmiah ataukah ilmu pengetahuan non-ilmiah ?
o
Penyebab tersisihnya ilmu pengetahuan
non-ilmiah ?
C.
Tujuan
Penulisan
o
Untuk mengetahui apa itu ilmu leak.
o
Untuk mengetahui apakah ilmu leak itu
ilmu pengetahuan ilmiah ataukah ilmu pengetahuan non-ilmiah.
o
Untuk mengetahui penyabab tersisihnya
ilmu pengetahuan non-ilmiah.
PEMBAHASAN & ANALISIS MASALAH
A.
Pengetian dari Ilmu Leak
Leak
adalah salah satu ilmu kuno yang diwariskan leluhur-leluhur hindu di Bali.
Kecenderungan orang bila mendengar ata leak pastilah merasa takut karena image
buruk yang melekat pada nama leak itu. Tetapi sesungguhnya leak adalah proses
ilmi dan bagus bagi mereka-mereka yang berminat. Karena pada dasarnya,
ilmu leak adalah ilmu kerohanian yang bertujuan untuk mencari pencerahan lewat
aksara suci. Dalam aksara Bali tidak ada yang disebut leak. Yang ada adalah “liya, ak” yang
berarti lima aksara (memasukan dan mengeluarkan kekuatan aksara dalam tubuh
melalui tata cara tertentu).
Lima aksara tersebut adalah Si, Wa, Ya, Na, Ma ;
-
Si adalah mencerminkan Tuhan
-
Wa adalah anugrah
-
Ya adalah jiwa
-
Na adalah kekuatan yang menutupi kecerdasan
-
Ma adalah egoisme yang membelenggu jiwa
Kekuatan aksara ini disebut panca gni (lima api). Manusia
yang mempelajari kerohanian apa saja, apabila mencapai puncaknya dia pasti akan
mengeluarkan cahaya (aura).
Cahaya
ini keluar melalui lima pintu indria tubuh yakni telinga, mata, mulut,
ubun-ubun, serta kemaluan.
Teknik atau cara pembelajaran untuk
menguasai ilmu leak
Dalam ajaran Agama
Hindu mengenal tiga Kerangka Dasar yaitu Tatwa, Etika, Upakara. Jadi walaupun
menjalankan ilmu pengeleakan mereka tetap melaksanakan tiga hal yaitu
a. Tatwa berarti orang yang menjalankan ilmu pengeleakan harus menyadari tentang ajarannya.
a. Tatwa berarti orang yang menjalankan ilmu pengeleakan harus menyadari tentang ajarannya.
b.
Etika berarti orang yang menjalankan ilmu pengeleakan pasti akan melaksanakan
mengenai tehnik-tehnik tingkah lakunya.
c. Upakara berarti orang yang menjalankan
ilmu pengeleakan sudah tentunya melaksanakan upakara-upakara seperti
menghaturkan sesajen ataupun banten sebagai sarana upakara.
Sebelum Ngereh (proses perubahan wujud) menjadi Leak Desti, orang yang menjalankan pengeleakan terlebih dahulu melaksanakan beberapa tahapan kegiatan dengan melakukan berbagai permohonan. Adapun tahapan-tahapan kegiatan ngereh tersebut adalah ;
Sebelum Ngereh (proses perubahan wujud) menjadi Leak Desti, orang yang menjalankan pengeleakan terlebih dahulu melaksanakan beberapa tahapan kegiatan dengan melakukan berbagai permohonan. Adapun tahapan-tahapan kegiatan ngereh tersebut adalah ;
a.
Memasang pasirep yaitu mengeluarkan ilmu kesaktian agar semua mahluk hidup yang
ada disekitarnya semuannya tertidur lelap.
b.
Mencari tempat ngereh yaitu mencari tempat yang paling strategis dan aman
seperti misalnya di Kuburan, pada perempatan jalan, atau bisa di sawah yang
penting tempat tersebut sepi.
c. Mempersiapkan upakara berupa sarana banten yang berkaitan dengan ilmu pengeleakan.
d. Melakukan permohonan-permohonan agar proses ngereh dapat berlangsung sesuai dengan yang diinginkan kepada Tuhan dalam segala bentuk menifestasinya yaitu :
c. Mempersiapkan upakara berupa sarana banten yang berkaitan dengan ilmu pengeleakan.
d. Melakukan permohonan-permohonan agar proses ngereh dapat berlangsung sesuai dengan yang diinginkan kepada Tuhan dalam segala bentuk menifestasinya yaitu :
Pertama mohon kepada yang bernama Butha Peteng
(perwujudan unsur alam gelap) untuk memagari tempatnya agar siapa yang lewat
supaya tidak melihat, dilanjutkan kemudian dengan memasang ilmu pengreres (ilmu
penakut) agar yang lewat menjadi ketakutan.
Kedua mohon kepada yang bernama Butha Keridan
(perwujudan unsur alam terbalik) agar pengelihatan orang bisa terbalik yaitu
yang di atas bisa terlihat di bawah.
Ketiga secara
berturut-turut mohon kepada yang bernama Sang Kala Jingkrak, Butha Lenga, Butha
Ringkus, Butha Jengking dan terakhir mohon kepada yang bernama sang Butha
Kapiragan,
agar segala permohonannya bisa terkabul.
Sang Kala Jingkrak, Butha Lenga, Butha Ringkus,
Butha Jengking dan Butha Kapiragan adalah nama-nama Butha Kala yang menguasai
Ilmu Pengleakan.
Keempat setelah proses permohonan selesai,
dilanjutkan dengan kegiatan muspa (sembahyang) dengan posisi badan terbalik
yang dilanjutkan dengan nengkleng (berdiri dengan kaki satu) berjalan nengkleng
mengitari "sanggah cucuk" (tempat menaruh sesajen yang terbuat dari
batang bambu), sesuai dengan tingkat ilmunya dengan posisi putaran
berjalan
nengkleng kearah kiri.
Dengan melalui ngereh tersebut diatas maka orang
yang menguasai ilmu pengeleakan bisa berubah wujud sesuai tingkat ilmu
pengeleakan yang dikuasainya yaitu kalau tingkat Desti maka orang tersebut bisa
berubah wujud menjadi binatang yang aneh-aneh dan seram
B. Ilmu
Pengetahuan Ilmiah dan Non-Ilmiah
Ilmu Pengetahuan Ilmah
Ilmu atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari
berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar
dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan
membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari
keterbatasannya.
Ilmu bukan
sekadar pengetahuan
(knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang
disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui
dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk
karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang
dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.
Sifat ilmiah
sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah
ada lebih dahulu.
- Objektif. Ilmu harus memiliki objek
kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya,
tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada,
atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji
objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan
objek, sehingga disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan
subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
- Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi
kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran.
Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk menjamin kepastian
kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani “Metodos” yang berarti: cara,
jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan
umumnya merujuk pada metode ilmiah.
- Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba
mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan
dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang
berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , dan mampu menjelaskan rangkaian
sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara
sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
- Universal. Kebenaran yang hendak dicapai
adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu).
Contoh: semua segitiga bersudut 180º. Karenanya universal merupakan syarat
ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an
(universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat
objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat
universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu
pula.
Ilmu Pengetahuan non-Ilmah
Pada pendekatan non ilmiah ada beberapa pendekatan
yakni akal sehat, intuisi, prasangka, penemuan dan coba-coba dan pikiran
kritis.
- Akal sehat
Menurut Conant yang dikutip Kerlinger (1973, h. 3) akal
sehat adalah serangkaian konsep dan bagian konseptual yang memuaskan untuk
penggunaan praktis bagi kemanusiaan. Konsep merupakan kata yang dinyatakan
abstrak dan dapat digeneralisasikan kepada hal-hal yang khusus. Akal sehat ini
dapat menunjukan hal yang benar, walaupun disisi lainnya dapat pula
menyesatkan.
- Intuisi
Intuisi adalah penilaian terhadap suatu pengetahuan yang
cukup cepat dan berjalan dengan sendirinya. Biasanya didapat dengan cepat tanpa
melalui proses yang panjang tanpa disadari. Dalam pendekatan ini tidak terdapat
hal yang sistemik.
- Prasangka
Pengetahuan yang dicapai secara akal sehat biasanya diikuti
dengan kepentingan orang yang melakukannya kemudian membuat orang mengumumkan
hal yang khusus menjadi terlalu luas. Dan menyebabkan akal sehat ini berubah
menjadi sebuah prasangka.
- Penemuan coba-coba
Pengetahuan yang ditemukan dengan pendekatan ini tidak
terkontrol dan tidak pasti. Diawali dengan usaha coba-coba atau dapat dikatakan
trial and error. Dilakukan dengan tidak kesengajaan yang menghasilkan
sebuah pengetahuan dan setiap cara pemecahan masalahnya tidak selalu sama.
Sebagai contoh seorang anak yang mencoba meraba-raba dinding kemudian tidak
sengaja menekan saklar lampu dan lampu itu menyala kemudian anak tersebut
terperangah akan hal yang ditemukannya. Dan anak tersebut pun mengulangi hal
yang tadi ia lakukan hingga ia mendapatkan jawaban yang pasti akan hal
tersebut.
- Pikiran Kritis
Pikiran kritis ini biasa didapat dari orang yang sudah
mengenyam pendidikan formal yang tinggi sehingga banyak dipercaya benar oleh
orang lain, walaupun tidak semuanya benar karena pendapat tersebut tidak
semuanya melalui percobaan yang pasti, terkadang pendapatnya hanya didapatkan
melalui pikiran yang logis.
Dari uraian di atas, kita dapat menganalisis dimana posisi
ilmu leak, ilmiah ataukah non-ilmiah. Dari yang kita bahas di atas dapat
dipahami bahwa sesungguhnya ilmu lea memiliki metodelogi dalam pembelajaran
ilmunya,sistematis, dan juga bersifat obyektif. Tetapi yang menjadi
permasalahan adalah tentang universal atau tidak kah ilmu leak tersebut. Karena
ada ssumber yang mengatakan bahwa ilmu leak hanya dapat dilakukan di pulau Bali
saja. Selain metode yang ada untuk mempelajari ilmu leak sangat beragam,
tergantung dengan aliran yang di anutnya, jadi sulit untuk mengiyakan akan
kesistematisan ilmu leak tersebut.
C.
Penyebab
Tersisihnya Ilmu Pengetahuan Non-Ilmiah
Penyebab
tersisihnya ilmi pengetahuan non-ilmiah antara lain karena ;
1. Kerahasiaan
ilmu yang menyebabkan sulitnya mewarisi ilmu tersebut.
2. Kurangnya
minat untuk mempelajari ilmu tersebut, yang di pengaruhi oleh unsure-unsur
kepercayaan yang lain.
3. Penganut
positivisme yang berkembang pesat.
4. Paradigm
yang lebih memihak pada kubu golongan positivisme
5. Pandangan
positifme dianggap lebih realities dan efektif dalam menanggapi suatu masalah.
6. Berkembangnya
sains dewasa ini, yang menggusur nilai-nilai kebudayaan.
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah
mengkaji lebih dalam tentang leak dan mengapa ilmu pengetahuan non-ilmiah itu
tersisih dari padangan dunia. Saya dapat menyimpulkan bahwa sesungguhnya leak
bukanlah ilmu hitam ataupun jahat. Itu semua hanyalah ilmu kebatinan yang pada
dasarnya bertujuan baik, yaitu untuk mencapai pencerahan, dan ilmu leak juga
dapat dipelajari oleh semua orang. Sedangkan image buruk yang melekat padanya
itu semata-mata hanya karena ada sebagian dari mereka yang menggunakan ilmunya
untuk tindakan lain yang menyimpang dari ajaran itu sendiri.
Leak
sendiripun masih belum bisa dikatakan sebagai ilmu pengetahuan ilmiah, karena
ke universalan dan kesistematisan dari ilmu leak sendiri masih diragukan. Tapi
leak telah memenuhi syarat obyektifitas dan metodelogi, karena memang ada
metode-metode tertentu dalam mempelajari ilmu leak itu sendiri.
Dan
penyebab dari tersisihnya ilmu pengetahuan non-ilmiah dari mata dunia pun di
sebabkan oleh factor intern dan ekstern, seperti terlalu rahasianya ilmu itu
sehingga sulit untuk mewarisinya atau kurangnya minat untuk mempelajari ilmu
itu sendiri, ataupun karena intimidasi dari golongan positivism yang berkembang
sangat cepat dewasa ini dengan penemuan-penemuan sainsnya.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar