Rabu, 29 Januari 2014

Leak (tersisihnya Ilmu pengetahuan non-ilmiah)

PENDAHULUAN
A.   Latar Bekang Masalah
Ilmu pengetahuan merupakan sumber kekuatan dan kekayaan dalam segala aspek kehidupan, yang artinya ilmu pengetahuan tidak akan habis seiring dengan berjalannya waktu. Dan dalam perjalanan waktu itulah ilmu pengetahuan selalu berkembang serta mengalami pembaharuan atau penyempurnaan dari yang telah ada sebelumnya. Cakupan ilmu pengetahuan tidak hanya terbatas pada teori-teori alam, tetapi juga pada pembahasan tentang gejala-gejala sosial dan budaya. Hal itu disebabkan karena subjek dari ilmu pengetahuan adalah manusia yang dikodratkan sebagai makhluk sosial.
Ilmu pengetahuan sendiri, dalam perkembangannya diklasifikasikan menjadi ilmu pengetahuan ilmiah dan ilmu pengetahuan non-ilmiah. Ilmu pengetahuan ilmiah lebih cenderung membahas pada hal-hal yang dapat diolah dan dikembangkan secara realita dengan menggunakan metodelogi yang ada. Sedangkan ilmu pengetahuan non-ilmiah lebih pada ide-ide yang ada dalam pikiran manusia tersebut.
Dewasa ini, ilmu pengetahuan non-ilmiah mulai tersisihkan karena benyak factor seperti, anggapan bahwa ilmu itu tidak penting, tidak efektif, ataupun anggapan bahwa itu adalah sebuah imajinasi ataupun hanya karangan seorang pihak saja dan tidak nyata.
Salah satunya adalah terhadap tradisi budaya kita,seperti perdukunan atau biasa di sebut dengan ilmu hitam. Ilmu hitam adalah budaya turun temurun yang telah ada di dalam masyarakat, baik itu masyarakat Indonesia ataupun masyarakat lainnya. Karena ilmu hitam memang dapat di jumpai hampir di seluruh penjuru dunia dalam berbagai gaya yang berbeda. Tapi hampir seluruh dari itu juga, mulai hilang tersisih oleh pengetahuan-pengetahuan ilmiah yang berkembang pesat dewasa ini. Dan pada kesempatan kali ini saya akan membahas tantang ilmu Leak yang ada di Indonesia,Bali.

B.   Rumusan Masalah
Dalam pembuatan paper ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
o   Apa ilmu leak itu ?
o   Apakah ilmu leak itu ilmu pengetahuan ilmiah ataukah ilmu pengetahuan non-ilmiah ?
o   Penyebab tersisihnya ilmu pengetahuan non-ilmiah ?

C.   Tujuan Penulisan
o   Untuk mengetahui apa itu ilmu leak.
o   Untuk mengetahui apakah ilmu leak itu ilmu pengetahuan ilmiah ataukah ilmu pengetahuan non-ilmiah.
o   Untuk mengetahui penyabab tersisihnya ilmu pengetahuan non-ilmiah.



PEMBAHASAN & ANALISIS MASALAH
A. Pengetian dari Ilmu Leak
Leak adalah salah satu ilmu kuno yang diwariskan leluhur-leluhur hindu di Bali. Kecenderungan orang bila mendengar ata leak pastilah merasa takut karena image buruk yang melekat pada nama leak itu. Tetapi sesungguhnya leak adalah proses ilmi dan bagus bagi mereka-mereka yang berminat. Karena pada dasarnya, ilmu leak adalah ilmu kerohanian yang bertujuan untuk mencari pencerahan lewat aksara suci. Dalam aksara Bali tidak ada yang disebut leak. Yang ada adalah “liya, ak” yang berarti lima aksara (memasukan dan mengeluarkan kekuatan aksara dalam tubuh melalui tata cara tertentu).
 Lima aksara tersebut adalah Si, Wa, Ya, Na, Ma ;
- Si adalah mencerminkan Tuhan
- Wa adalah anugrah
- Ya adalah jiwa
- Na adalah kekuatan yang menutupi kecerdasan
- Ma adalah egoisme yang membelenggu jiwa

Kekuatan aksara ini disebut panca gni (lima api). Manusia yang mempelajari kerohanian apa saja, apabila mencapai puncaknya dia pasti akan mengeluarkan cahaya (aura).
Cahaya ini keluar melalui lima pintu indria tubuh yakni telinga, mata, mulut, ubun-ubun, serta kemaluan.

Teknik atau cara pembelajaran untuk menguasai ilmu leak

Dalam ajaran Agama Hindu mengenal tiga Kerangka Dasar yaitu Tatwa, Etika, Upakara. Jadi walaupun menjalankan ilmu pengeleakan mereka tetap melaksanakan tiga hal yaitu
a. Tatwa berarti orang yang menjalankan ilmu pengeleakan harus menyadari tentang ajarannya.
b. Etika berarti orang yang menjalankan ilmu pengeleakan pasti akan melaksanakan mengenai tehnik-tehnik tingkah lakunya.
c. Upakara berarti orang yang menjalankan ilmu pengeleakan sudah tentunya melaksanakan upakara-upakara seperti menghaturkan sesajen ataupun banten sebagai sarana upakara.
Sebelum Ngereh (proses perubahan wujud) menjadi Leak Desti, orang yang menjalankan pengeleakan terlebih dahulu melaksanakan beberapa tahapan kegiatan dengan melakukan berbagai permohonan. Adapun tahapan-tahapan kegiatan ngereh tersebut adalah ;
a. Memasang pasirep yaitu mengeluarkan ilmu kesaktian agar semua mahluk hidup yang ada disekitarnya   semuannya tertidur lelap.
b. Mencari tempat ngereh yaitu mencari tempat yang paling strategis dan aman seperti misalnya di Kuburan, pada perempatan jalan, atau bisa di sawah yang penting tempat tersebut sepi.
c. Mempersiapkan upakara berupa sarana banten yang berkaitan dengan ilmu pengeleakan.
d. Melakukan permohonan-permohonan agar proses ngereh dapat berlangsung sesuai dengan yang diinginkan kepada Tuhan dalam segala bentuk menifestasinya yaitu :
Pertama mohon kepada yang bernama Butha Peteng (perwujudan unsur alam gelap) untuk memagari tempatnya agar siapa yang lewat supaya tidak melihat, dilanjutkan kemudian dengan memasang ilmu pengreres (ilmu penakut) agar yang lewat menjadi ketakutan.
Kedua mohon kepada yang bernama Butha Keridan (perwujudan unsur alam terbalik) agar pengelihatan orang bisa terbalik yaitu yang di atas bisa terlihat di bawah.
Ketiga secara berturut-turut mohon kepada yang bernama Sang Kala Jingkrak, Butha Lenga, Butha Ringkus, Butha Jengking dan terakhir mohon kepada yang bernama sang Butha
Kapiragan, agar segala permohonannya bisa terkabul.
Sang Kala Jingkrak, Butha Lenga, Butha Ringkus, Butha Jengking dan Butha Kapiragan adalah nama-nama Butha Kala yang menguasai Ilmu Pengleakan.
Keempat setelah proses permohonan selesai, dilanjutkan dengan kegiatan muspa (sembahyang) dengan posisi badan terbalik yang dilanjutkan dengan nengkleng (berdiri dengan kaki satu) berjalan nengkleng mengitari "sanggah cucuk" (tempat menaruh sesajen yang terbuat dari batang bambu), sesuai dengan tingkat ilmunya dengan posisi putaran
berjalan nengkleng kearah kiri.
Dengan melalui ngereh tersebut diatas maka orang yang menguasai ilmu pengeleakan bisa berubah wujud sesuai tingkat ilmu pengeleakan yang dikuasainya yaitu kalau tingkat Desti maka orang tersebut bisa berubah wujud menjadi binatang yang aneh-aneh dan seram

B. Ilmu Pengetahuan Ilmiah dan Non-Ilmiah
 Ilmu Pengetahuan Ilmah
Ilmu atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.
Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu.
  1. Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
  2. Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
  3. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , dan mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
  4. Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.
Ilmu Pengetahuan non-Ilmah
Pada pendekatan non ilmiah ada beberapa pendekatan yakni akal sehat, intuisi, prasangka, penemuan dan coba-coba dan pikiran kritis.

  1. Akal sehat
Menurut Conant yang dikutip Kerlinger (1973, h. 3) akal sehat adalah serangkaian konsep dan bagian konseptual yang memuaskan untuk penggunaan praktis bagi kemanusiaan. Konsep merupakan kata yang dinyatakan abstrak dan dapat digeneralisasikan kepada hal-hal yang khusus. Akal sehat ini dapat menunjukan hal yang benar, walaupun disisi lainnya dapat pula menyesatkan.
  1. Intuisi
Intuisi adalah penilaian terhadap suatu pengetahuan yang cukup cepat dan berjalan dengan sendirinya. Biasanya didapat dengan cepat tanpa melalui proses yang panjang tanpa disadari. Dalam pendekatan ini tidak terdapat hal yang sistemik.
  1. Prasangka
Pengetahuan yang dicapai secara akal sehat biasanya diikuti dengan kepentingan orang yang melakukannya kemudian membuat orang mengumumkan hal yang khusus menjadi terlalu luas. Dan menyebabkan akal sehat ini berubah menjadi sebuah prasangka.


  1. Penemuan coba-coba
Pengetahuan yang ditemukan dengan pendekatan ini tidak terkontrol dan tidak pasti. Diawali dengan usaha coba-coba atau dapat dikatakan trial and error. Dilakukan dengan tidak kesengajaan yang menghasilkan sebuah pengetahuan dan setiap cara pemecahan masalahnya tidak selalu sama. Sebagai contoh seorang anak yang mencoba meraba-raba dinding kemudian tidak sengaja menekan saklar lampu dan lampu itu menyala kemudian anak tersebut terperangah akan hal yang ditemukannya. Dan anak tersebut pun mengulangi hal yang tadi ia lakukan hingga ia mendapatkan jawaban yang pasti akan hal tersebut.
  1. Pikiran Kritis
Pikiran kritis ini biasa didapat dari orang yang sudah mengenyam pendidikan formal yang tinggi sehingga banyak dipercaya benar oleh orang lain, walaupun tidak semuanya benar karena pendapat tersebut tidak semuanya melalui percobaan yang pasti, terkadang pendapatnya hanya didapatkan melalui pikiran yang logis.
Dari uraian di atas, kita dapat menganalisis dimana posisi ilmu leak, ilmiah ataukah non-ilmiah. Dari yang kita bahas di atas dapat dipahami bahwa sesungguhnya ilmu lea memiliki metodelogi dalam pembelajaran ilmunya,sistematis, dan juga bersifat obyektif. Tetapi yang menjadi permasalahan adalah tentang universal atau tidak kah ilmu leak tersebut. Karena ada ssumber yang mengatakan bahwa ilmu leak hanya dapat dilakukan di pulau Bali saja. Selain metode yang ada untuk mempelajari ilmu leak sangat beragam, tergantung dengan aliran yang di anutnya, jadi sulit untuk mengiyakan akan kesistematisan ilmu leak tersebut.

C. Penyebab Tersisihnya  Ilmu Pengetahuan Non-Ilmiah
Penyebab tersisihnya ilmi pengetahuan non-ilmiah antara lain karena ;
1.      Kerahasiaan ilmu yang menyebabkan sulitnya mewarisi ilmu tersebut.
2.      Kurangnya minat untuk mempelajari ilmu tersebut, yang di pengaruhi oleh unsure-unsur kepercayaan yang lain.
3.      Penganut positivisme yang berkembang pesat.
4.      Paradigm yang lebih memihak pada kubu golongan positivisme
5.      Pandangan positifme dianggap lebih realities dan efektif dalam menanggapi suatu masalah.
6.      Berkembangnya sains dewasa ini, yang menggusur nilai-nilai kebudayaan.

PENUTUP
Kesimpulan  
Setelah mengkaji lebih dalam tentang leak dan mengapa ilmu pengetahuan non-ilmiah itu tersisih dari padangan dunia. Saya dapat menyimpulkan bahwa sesungguhnya leak bukanlah ilmu hitam ataupun jahat. Itu semua hanyalah ilmu kebatinan yang pada dasarnya bertujuan baik, yaitu untuk mencapai pencerahan, dan ilmu leak juga dapat dipelajari oleh semua orang. Sedangkan image buruk yang melekat padanya itu semata-mata hanya karena ada sebagian dari mereka yang menggunakan ilmunya untuk tindakan lain yang menyimpang dari ajaran itu sendiri.
Leak sendiripun masih belum bisa dikatakan sebagai ilmu pengetahuan ilmiah, karena ke universalan dan kesistematisan dari ilmu leak sendiri masih diragukan. Tapi leak telah memenuhi syarat obyektifitas dan metodelogi, karena memang ada metode-metode tertentu dalam mempelajari ilmu leak itu sendiri.
Dan penyebab dari tersisihnya ilmu pengetahuan non-ilmiah dari mata dunia pun di sebabkan oleh factor intern dan ekstern, seperti terlalu rahasianya ilmu itu sehingga sulit untuk mewarisinya atau kurangnya minat untuk mempelajari ilmu itu sendiri, ataupun karena intimidasi dari golongan positivism yang berkembang sangat cepat dewasa ini dengan penemuan-penemuan sainsnya.



DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat Datang..dan terimakasih.. :)